Nama : Fauziah Fitriani
NPM :
52216731
Kelas : 2DF01
1.
Pengertian
pertemuan
Pertemuan merupakan forum yang sangat diperlukan untuk
menghimpun bahan-bahan. Pertemuan-pertemuan dalam dunia usaha atau bisnis dapat
dilakukan antara pimpinan dengan stafnya, tetapi juga dapat dilakukan diantara
staf sendiri untuk menyususn usulan atau bahkan pertemuan pleno yang diikuti
oleh semua unsur yang ada.
Namun pertemuan-pertemuan yang diselenggarakan tidak
dimaksudkan untuk membuat keputusan melainkan hanya untuk menghimpun pendapat
atau untuk memperoleh kesamaan pendapat. Maka komunikasi yang dilakukan dalam
pertemuan harus dalam suasana bebas yang terpimpin, untuk itu perlu dibuat
kesimpulan dari pertemuan tersebut, bukan membuat keputusan. Komunikasi dalam
pertemuan tersebut dapat dilaksanakan dengan menghimpun laporan, keluhan, saran
dan juga dengar pendapat. Dari pertemuan tersebut dapat disusun sebuah bahan
untuk rapat.
2.
Komunikasi
dalam pertemuan dan rapat
Di dalam pertemuan dan rapat setiap
peserta harus menyadari posisinya dalam forum tersebut. Tiap peserta hendaknya
:
·
Mampu berkomunikasi
secara jujur, terbuka dan bertanggung jawab.
·
Mampu berperan
sebagai komunikator yang berpartisipasi aktif namun tidak memonopoli
pembicaraan.
·
Mampu berperan
sebagai komunikan yang sangat responsive namun tidak emosional.
·
Mampu berperan
sebagai penyelaras yang sangat bijaksana dan adil serta tidak kehilangan
pendirian.
·
Mampu mengendalikan
diri, dan menghindarkan terjadinya debat serta tidak berbicara bertele-tele.
Setelah rapat berhasil membuat
keputusan atau setelah pertemuan berhasil menyusun kesimpulan maka tindakan
selanjutnya adalah mengkomunikasikan hasil tersebut kepada peserta, dan yang
lebih penting adalah tindak lanjut dari pertemuan atau rapat tersebut dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
3.
Terknik berbicara,
membaca, dan mendengarkan
Berbicara merupakan bagian dari komunikasi yang
dipandang paling efektif. Untuk itu perlu diperhatikan secara seksama karena
kemampuan berbicara bagi seseorang akan ditandai oleh seberapa jauh
mempengaruhi pikiran, perasaan dan perilaku orang yang diajak bicara. Maka perlu
kiranya mengutarakan kebutuhan, menghargai para pendengar dan memanfaatkan
dorongan ingin tahu. Disamping itu keberhasilan orang berbicara sangat
dipengaruhi oleh luasnya pengetahuan yang dimiliki, banyaknya pengalaman yang
dimiliki, dan itenlegensinya.
Karena berbicara sebagai alat untuk mengungkapkan
pikiran dan perasaannya, akan dapat lancar bila tidak ada gangguan teknis
seperti gagap, gugup dan grogi.
Selain teknik berbicara, perlu juga diperhatikan
teknik membaca. Membaca pada dasarnya adalah menyampaikan pikiran dan perasaan
orang yang tulisannya sedang dibaca. Untuk itu diperlukan kemampuan lebih baik
lagi dari kemampuan berbicara, karena dibutuhkan kemampuan menangkap dan
memahami maksud si penulis dan sekaligus memahami kemampuan yang
mendengarkannya.
Demikian halnya dengan mendengarkan, nampaknya lebih
mudah namun sesungguhnya mendengarkan harus didukung oleh sikap ingin tahu, sabra
dan mampu mencernakan isi suara yang didengar. Untuk dapat mendengarkan dengan
baik diperlukan konsentrasi dan kepekaan indera pendengaran kita. Sehingga hasil
dari perbuatan mendengarkan adalah tambahnya pengetahuan, informasi dan
sekaligus menseleksi boboy informasi untuk membuat keputusan.
Kemampuan berkomunikasi yang paling rendah
efektivitasnya adalah mendengarkan. Ketika seseorang berinteraksi secara tatap
muka, ini sangat memudahkan berangan-angan. Mendengarkan lebih dari sekedar
mendengar kata-kata pembicara, tetapi memerlukan pemahaman per kata kedalam
wawasan dan memperhatikan pesan-pesan kiasan yang mungkin membantah atau
menegaskan kata-kata pembicara. Mendengarkan juga memerlukan objektivitas,
maksudnya anda akan berempati ketika mendengarkan tanpa terbawa emosi. Hal ini
memudahkan berpihak kepada pembicara dan tidak memperhatikan apa yang
sesungguhnya ia katakana. Maka penting untuk mengetahui, kapan mendengar secara
detail, hal-hal umum saja, singkatnya untuk mengetahui mengapa anda
mendengarkan.
4.
Menyusun pesan
.
Perencanaan Pesan komunikasi Bisnis
1.
Pemahaman Proses Komposisi
Perencanaan Pesan Komunikasi Bisnis merupakan suatu
langkah strategis bagai pencapaian faktor penetu tujuan organisasi secara
menyeluruh dan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan komunikasi.
Pesan- pesan bisnisyang terencana dengan baik akan mempermudah pencapaian
tujuan komuniksasi (Hajiji 2005). Proses komposisi ( composition process )
penyusunan pesan-pesan bisnis dapat dianalogikan dengan proses penciptaan lagu
seperti yang dilakukan oleh seorang komposer.Begitu halnya dengan proses
komposisi untuk pesan-pesan bisnis.
Penyusunan pesan-pesan bisnis meliputi tiga tahap :
1.
Fase perencanaan,
adanaya
pemikiran yang sangat mendasar seperti masksud/tujuan komunikasi audience yang
akan menerima pesan, ide pokok pesan-pesan yang akan disampaikan, dan saluran
atau media yang akan digunakan dalam penyampaian pesan. Disamping itu intonasi
suara juga perlu diatur, pakah melemah, mendatar atau tinggi. Yang penting
adalah mensiasati situasi yang ada, sehingga tujuan yang dikehendaki dapat
tercapai.
2.
Fase Pengorganisasian,
erat kaitanya dengan penyusunan atau pengaturan kata-
kata, kalimat, dan paragraf. Karena dalam penyusunan kata-kata harus dapat
dipertanggungjawabkan terhadap yang dituangkan dalam kata-kata tersebut dan
terdapat seleksi berbagai ilustrasi yang ada serta melakukan penyusunan
mendukung ide pokok, gunakan kata-kata yang sederhana, mudah dipahami,
dimengerti, dan dilaksanakan oleh si penerima pesan.
3.
Revisi,
setelah ide yang disusun dituangkan dalam kata-kata,
kalimat, paragraf, perhatikan apa kata-kata itu telah diekspereesikan dengan
benar. Seluruh maksud dan isi pesan harus ditelaah kembali, apakah sesuai
dengan yang direncanakan sebelumnya. Kalau ternyata belum sesuai perlu
dilakukan pengecekan sekaligus Revisi/perbaikan seperlunya, sehingga apa yang
direncanakan sebelumnya dapat dicapai. Dalam melakukan perencanaan, maksud dan
tujuan penyampaian pesan-pesan bisnis harus ditentukan terlebih dahulu baik
secara umum maupun khusus disamping itu dalam tahap perencanaan, analisis
audien yang mencakup pengembangan profil audience, pemenuhan kebutuhan
informasi audience dan pemenuhan kebutuhan motivational audience perlu
dilakukan. Langkah dalam proses perencanaanpesan-pesan komunikasi bisnis adalah
menentukan ide utamanya. Ide utama merupakan rangkuman dari pesan-pesan yang
disampaikan. Dengan mendefinisikan ide utama, akan diperoleh arahan tau
petunjuk tentang apa yang harus dilakukan.
Merencanakan pesan-pesan komunikasi bisnis, perlu juga
dilakukan pemilihan saluran komunikasi lisan, atau komunikasi tulisan. Media
yang ingin digunkan, seperti pakah yang digunkan media surat, laporan, media
pidato, atau perentasi harus juga ditentukan.
2.
Penentuan Tujuan Pesan Bisnis
Pesan bisnis dapat menciptakan nilai tambah bagi
perusahaan. Pesan-pesan yang disampaikan kepada pihak lain hendaknya mampu
menjaga dan meningkatkan citra perusahaan. Untuk dapat menciptakan Good will,
setiap pesan bisnis hendaknya memilikitujuan yang jelas, dapat di ukur, dan
tidak bertentangan dengan tujuan organisasi. Ada tiga tujuan unum komunikasi
bisnis, yaitu :
1) Memberi
Informasi (informing)
Tujuan pertama dalam komunikasi bisnis adalah
memberikan informasi yang berkaitandengan dunia bisnis kepada pihak lain.
Sebagai contoh, seorang pemimpin suatuperusahaan membutuhkan bebebrapa pegawai
baru yang akan di tempatkan sebagai stafadminitrasi di kantor- kantor cabang
yang ada.
2) Membujuk
atau persuasi (persuading)
Tujuan kedua komunikasi bisnis adalah memberikan
persuasi kepada pihak lain agar apayang disampaikan dapat dipahami dengan baik
dan bener. Hal ini sering dilakukan, terutamayang berkaitan dengan negosiasi
antara seseorang dengan orang lain dalam bisnis.
3)
Melakulakan kerjasama atau kolaborasi (kolaborating)
Tujuan ketiga dalam komunikasi bisnis adalah melakukan
kolaborasi atau kerjasama bisnisantara seseorang dengan orang lain. Malalui
jalinan komunikasi bisnis tersebut seseorangdapat dengan mudah melakukan
kerjasama bisnis, baik dengan perusahaan domestikmaupun perusahaan asing.
3.
ANALISIS AUDIENS
Analisis terhadap audiens sangat perlu dilakukan,
audiens dalam studi komunikasi bisaindividu ataupun organisasi. Audiens
biasanya memiliki pemahaman yang berbeda-bedaatas pesan yang mereka terima.
a.
Mengembangkan Profil Audiens
Analisis terhadap Audiens yang sudah dikenal biasanya
relatif lebih mudah dilakukan tanpaharus melalui penelitian yang rumit.
Demikian juga, reaksi atas pesan yang dikrim kepadaorang yang sudah dikenal
pada umumnya bisa diperkirakan.
b.
Mengenali penerima primer
Apabila penerima terdiri dari beberapa orang, perlu
dikenali orang-orang terpenting yangberpengaruh atau bertindak sebagai
pengambil keputusan.
c.
Menetapkan jumlah dan komposisi audiens
Jumlah penerima juga memengaruhi pesan bisnis. Menulis
pesan bisnis yang ditujukanhanya kepada satu orang akan berbeda dengan pesan
bisnis yang ditujukan kepada banyakorang.
d. Mengukur
Tingkat Pemahaman Audiens
Apabila penerima memiliki latar belakang yang sama
pengirim , maka pada umumnyamereka dianggap memiliki pemahaman yang relatif
sama terhadap suatru pesan.
e.
Memperkirakan reaki penerima
Cara mengorganisasikan pesan sangat tergantung pada
reaksi yang diperkirakan akandilakukan oleh penerima.
f.
Memenuhi Kebutuhan Informasi Audiens
Pesan yang baik akan mampu memenuhi semua pertanyaan
penerima . Memenuhikebutuhan informasi penerima merupakan salah satu kunci
sukses pesan bisnis. Ada lima pedoman yang perlu diperhatikan agar pesan bisnis
mampu memenuhi kebutuhan informasiaudiens, yaitu :
1. Temukan
apa yang ingin diketahui audiens
Tidak semua audiens pandai mengungkapkan apa yang
ingin diketahuinya.
2.
Antisipasi pertanyaan yang tidak diungkapkan
Informasi tambahan yang relevan perlu diberikan untuk
mengantisipasi kebutuhan informasi yang tidak disadari oleh audiens.
3. Berikan
semua informasi yang diperlukan oleh audiens
Ujilah kelengkapan pesan yang dikirim dengan
berpedoman pada 5 W + 1 H ( Who, What,Why, When, Where, dan How).
4.
Pastikan bahwa informasi yang diberikan akurat.
Dalam bisnis, ketepatan informasi harus dipastikan
terlkebih dahulu sebelum membuatkomitmen tertulis. Kaji ulang tanggal,jadwal,
asumsi, perhitungan matematika,ataukeuangan untuk memastikan keabsahannya.
5.
Tekankan gagasan yang paling menarik bagi audiens.
Diantara beberapa gagasan yang disampaikan, lakukan
penekanan pada gagasan yang palingmenarik perhatian audiens.
4.
PENENTUAN IDE POKOK
Setiap pesan-pesan bisnis akan bermuara pada satu tema
atau topic, pokok yaitu ide pokok (main idea). Hal-hal lain selain ide pokok
hanyalah ,merupakam ide-ide pendukung (supporting idea). Topic dan ide pokok
merupakan dua hal yang berbeda. Topic adalah subjek pesan yang lebih luas,
sedangkan ide pokok adalah pernyataan tentang suatu topic, yang menjelaskan isi
dan tujuan dari topic tersebut, sehingga dapat diterima oleh audiens. Penentuan
ide pokok memerlukan pengalaman dan kreatifitas. Ada tiga teknik atau cara yang
dapat di perlukan untuk menentukan ide pokok :
1.
Brainstorming
Yaitu penentuan ide pokok dengan membiarkan pikiran
mencari berbagai kemungkinan ide pokok secara leluasa. Ide yang diperoleh
dengan cara tersebut akan lebih bervariatif, baru dan orisinil.
2.
Petunjuk atasan
Dalam organisasi yang menganut system senioritas, para
pelaksana cenderung meminta petunjuk atasan dalam menentukan ide pokok.
3.
Kebiasaan
Untuk situasi yang relative sama atau kejadian yang
berulang-ulang, biasanya dikembangkan ide pokok tertentu yang relatif sama.
Penentuan ide pokok di lakukan berdasarkan kebiasaan.
5. SELEKSI
SALURAN DAN MEDIA
Pesan-pesan bisnis harus sesuai dengan situasi yang
ada. Ide-ide dapat disampaikan melaluidua saluran, yaitu saluran lisan dan
tertuis. Pilihan mendasar antara berbicara atau menulistergantung pada tujuan
atau maksud pesan, audiens dan karakteristik dari kedua saluran komunikasi
tersebut.
·
Saluran komunikasi lisan (oral communications)
Komunikasi lisan merupakan saluran yang paling banyak
di gunakan dalam bisnis,komunikasi itu antara lain, percakapan antara dua orang
secara langsung (tatap muka), melalui telepon, wawancara, pidato, seminar,
pelatihan, dan presentasi bisnis. Saluran itu disukai karena sederhana,
spontan, nyaman, praktis, ekonomis dan memiliki kemampuan yang lebih tinggi dalam
memberikan umpan balik (feed back). Alat bantu audiovisual seperti film, video
klip, audio rekaman, proyektor LCD, dan slide show.
·
Saluran komunikasi tertulis (written communicationss)
Pesan-pesan tertulis dalam bisnis di buat dalam
berbagai bentuk, misalnya surat, memo, proposal, dan laporan. Pilihan kata
dalam pesan tertulis duilakukan dengan hati-hati untuk mempertahankan nada
sopan dan bersahabat, kekurangannya adalah umpan balik secara langsung yang
tidak bias di peroleh dengan waktu cepat. Dalam memilih saluran dan media
berkomunikasi perlu dipertimbangkan tingkat kepentingannya, formalitas,
kompleksitas, tingkat kerahasiaannya, emosional, dan biaya pengiriman serta
harapan audiens.
Komunikasi Lisan
Komunikasi Tertulis
· Anda
menginginkan umpan balik segera dari audiens.
· Pesan
Anda relatif sederhana dan mudah diterima.
· Anda
tidak memerlukan catatan permanen.
· Anda
dapat mengumpulkan audiens lebih mudah atau ekonomis.
· Anda
menginginkan interaksi dalam memecahkan masalah.
· Anda
tidak memerlukan umpan balik segara
· Pesan
Anda sangat rinci, kompleks, dan memerlukan perencanaan yang hati-hati.
· Anda
memerlukan catatan permanen.
· Anda
ingin mencapai audiens yang luas.
· Anda
ingin meminimisasi distorsi penyampaian pesan.
Media Komunikasi Lisan
Media Komunikasi Tertulis
·
Percakapan secara langsung, pidato, pertemuan-pertemuan.
·
Telepon dan Surat Suara (voice mail)
· VOIP
(Voice Over Internet Problem)
·
Audiotape dan videotape
·
Telekonferensi dan konferensi video
·
Surat-surat, memo, laporan, proposal.
· Email
· Surat
regular dan khusus
· Facsimile
B.
Penulisan Pesan Persuasif
Persuasi merupakan suatu usaha mengubah sikap,
kepercayaan atau tindakan audiens untuk mencapai suatu tujuan. Secara sederhana, persuasi yang
efektif adalah kemampuan untuk menyampaikan suatu pesan dengan cara yang
membuat audiens (pembaca atau pendengar) merasa mempunyai pilihan dan
membuatnya mereka setuju.
Persuasi adalah proses memengaruhi sikap, pendapat,
dan perilaku orang lain dengan menggunakan manipulasi psikologis sehingga orang
lain berperilaku sesuai keinginan kita tetapi merasa melakukannya sesuai
kehendaknya sendiri (kamus istilah komunikasi, 1979).
A.
Perencanaan Pesan Persuasif
1.
Analisis Audiens
Untuk siap melekukan persuasi mungkin diperlukan waktu
cukup lama, bukan saja mingguan bahkan bulanan. Karena setiap orang mempunyai
kebutuhan yang berbeda-beda dan setiap orang akan merespons setiap pesan yang
disampaikan berbeda pula.
Penyampaian pesan-pesan persuasive yang terbaik adalah
dengan menghubungkan suatu pesan dengan minat dan hasrat audiens.
2.
Pertimbangan Perbedaan Budaya
Pemahaman terhadap budaya yang berbeda sangat berarti
bagi efektivitas penyampaian pesan-pesan persuasive. Pemahaman Anda terhadap
perbedaan budaya yang ada bukan saja
akan membantu Anda dalam memuaskan kebutuhan audiens, tetapi juga akan membantu
bagaimana mereka memandang Anda. Hal ini mengingat bahwa cara memberikan
persuasi untuk budaya yang berbeda akan berbeda pula.
3. Memilih
Pendekatan Organisasional
Pendekatan Organisasional dapat dilakukan secara
langsung (direct approach) dan tidak langsung (indirect approach). Apabila
audiens objektif atau jika mereka lebih suka mendengar pesan-pesan yang
disampaikan secara segera, pendekatan yang tepat adalah pendekatan secara
langsung.
B.
Mengembangkan Pesan Persuasif
1.
Menetapkan Kredibilitas
Kredibilitas ditentukan oleh sejauh mana tingkat
kepercayaan dan keandalan Anda. Kalau kredibilitas Anda di hadapan audiens
diragukan, mereka akan cenderung skeptic dan tidak menerima begitu saja setiap
apa yang Anda sampaikan.
Salah satu cara untuk menumbuhkan kredibilitas
seseorang adalah melalui fakta. Semua bentuk dokumen, statistic, jaminan, dan
hasil riset merupakan bukti objektif yang dapat mendukung kredibilitas Anda.
Cara-cara lain untuk menambah kredibilitas antara
lain: jadilah seorang yang ahli (pakar) dalam bidang tertentu; antusias
terhadap materi yang disampaikan; memfokuskan kebutuhan audiens; kejujuran
dapat menumbuhkan respek audiens; intensitas yang baik akan membantu minat
audiens; dan pengalaman latar belakang baik maupun kepercayaan sebelumnya yang
dapat membantu mengidentifikasi audiens Anda.
2.
Kerangka Argumentasi
Ketika telah cukup mengumpulkan berbagai fakta, bukti
dan temuan lainnya. Kebanyak pesan persuasive mengikuti rencana organisasional
AIDA (Attention, Interest, Desire, dan Action).
a.
Attention (perhatian)
Pada fase ini, Anda harus dapat meyakinkan audiens
segera di bagian permulaan bahwa Anda mempunyai sesuatu yang berguna untuk Anda
sampaikan. Perkenalkan kepada audiens dengan suatu masalah atau ide yang
membuat mereka mau mendengar pesan-pesan yang Anda sampaikan.
b. Interest
(minat)
Pada fase ini, Anda menjelaskan relevansi pesan-pesan
Anda dengan audiens. Kembangkan pernyataan yang telah disampaikan pada fase
pertama dengan agak rinci. Tujuan Anda adalah bagaimana audiens Anda mampu
berpikir. Hubungkan atau kaitkan pesan-pesan yang Anda sampaikan dengan manfaat
secara spesifik yang dapat dinikmati oleh audiens.
c. Desire
(hasrat)
Pada fase ini, Anda membuat audiens untuk mengubah
keinginannya dengan menjelaskan bagaimana perubahan yang dilakukan dapat
memberikan manfaat yang lebih baik bagi audiens. Jika ide/gagasan sangat
kompleks cobalah untuk mengimplementasikannya.
d. Action
(tindakan)
Anda akan menyarankan tindakan spesifik yang Anda
inginkan terhadap audiens. Selanjutnya,
perlu diingatkan kembali bagaimana audiens akan memperoleh manfaat dari tindakan
yang akan dilakukan tersebut. Yang lebih penting adalah bagaimana mempermudah
audiens untuk tindakan tersebut.
3. Memilih
Daya Pemikat
Kebanyakan pesan persuasive menggunakan daya pemikat
dengan logika (logical appeals) dan daya pemikat yang emosional (emotional
appeals) untuk melakukan persuasi audiens.
Keseimbangan diantara keduanya bergantung pada empat
factor penting, yaitu (1) tindakan yang Anda harapkan, (2) harapan audiens
Anda, (3) tingkat resistensi yang harus Anda atasi, dan (4) seberapa jauh Anda
mampu menjual ide/gagasan Anda tersebut pada audiens.
a. Pemikat
Emosional
Untuk melakukan persuasi terhadap audiens, Anda dapat
memanfaatkan emosi yang dilandasi dengan suatu argumentasi atau dalam bentuk
simpati kepada audiens selama pemikat emosional tersebut sangat kuat.
b. Pemikat
Logika
Dalam berbagai alasan, Anda dapat menggunakannya untuk
melakukan persuasi audiens, seperti membuat pengaduan (claim) dan selanjutnya
memberikan dukungan atas pengaduan tersebut dengan memberikan alasan dan
bukti-bukti yang ada. Ketika Anda memikat logika audiens, gunakan salah satu
dari tiga jenis alasan berikut :
Ø Analogi
adalah menggunakan suatu alasan dari bukti-bukti spesifk menuju bukti-bukti
yang spesifik pula.
Ø Induksi
(induction) adalah memberi alasan dari bukti-bukti spesifik menuju suatu kesimpulan.
Ø Deduksi
(deduction) adalah pemberian alasan dari yang bersifat umum untuk kesimpulan
yang spesifik.
c.
Pertimbangan Etika
Dalam pemahaman yang positif, persuasi dapat digunakan
untuk mempengaruhi audiens dengan memberikan informasi dan menambah pemahaman
mereka dalam berbagai hal. Pelaku bisnis secara etis menginformasikan kepada
para pelanggan hal yang berkaitan dengan manfaat ide, organisasi, produk atau
tindakan tertentu sehingga para pelanggan mengakui betapa baiknya suatu ide,
organisasi, produk, atau tindakan tertentu yang dapat memenuhi kebutuan mereka.
C. Pesan
persuasive untuk Surat Undangan, Surat Penawaran, dan Surat Pengendalian
Komplain
Surat undangan adalah Surat yang berisi ajakan atau
mengundang dari orang lain kepada sekelompok orang atau masyarakat umum . Surat
udangan dapat di pakai untuk keperluan resmi/ setengah resmi atai tidak resmi
Kepala surat : Nama badan / organisasi / instansi,
alamat, nomor telepon, logo, tanggal surat, nomor surat, lampiran, hal, alamat
tujuan
Isi Surat : Alasan dan tujuan , Hari dan tanggal,
Waktu, Tempat, Acara
Penutup : Salam Penutup, jabatan, Nama, Nomor Induk
Karyawan
Surat Penawaran adalah surat yang gunanya untuk
menawarkan sesuatu kepada perusahaan atau organisasi tertentu, biasanya berupa
barang atau jasa.
Fungsi :
1.Perkenalan produk
2.Promosi
3.Meningkatkan pemasaran
4.Menjalin hubungan
5.Memperluas jaringan
Sifat :
1.Bebas : Jika ada perubahan harga, penjual tidak
perlu memberitahu.
2.Terikat : Penjual perlu memberitahu jika tidak ada
perubahan harga.
3.Berjangka : Penawaran yang sifatnya semantara.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan surat
penawaran : Nama/jenis, Jumlah, Merk, Harga, Diskon, Syarat pembayaran, Syarat
penyerahan, Cara pengiriman, Sifat penawaran, dan Mutu.
Handling Complaint bertujuan untuk mengatur penanganan
keluhan Pelanggan agar dapat tercapai penyelesaian masalah secara tepat dan
cepat dalam upaya mencapaitindakan perbaikan dan pencegahan yang efektif dan
efisien. RUANG LINGKUP : Prosedur ini diterapkan dalam aktivitas penanganan
keluhan Pelanggan berupa identifikasi keluhan, pencarian alternatif solusi,
pemilihan solusi, penerapan solusi dan penyelesaian keluhan yang terkait dengan
bidang pekerjaan Biro/Bagian terkait atau perusahaan secara menyeluruh. DEFINISI,
Keluhan : Adalah saran dan masukan berupa kritikan dan atau keberatan yang
disampaikan secara lisan ataupun tertulis dari pihak eksternal maupun internal
perusahaan mengenai kinerja yang dihasilkan oleh Perusahaan. PENANGGUNG JAWAB :
Kabag Marketing, PIC Terkait.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar